Roosasella Amjad Ramdhani (15308)
Roosasella Amjad Ramdhani
17/414727/PN/15308
B1/3
Jurnal Profesional
Vol. 2 No. 2
2015
Hubungan
Karakteristik Petani dengan Efektifitas Komunikasi Penyuluhan Pertanian dalam
Program SL-PPT di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara
Pertanian
merupakan sektor penting dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat
Indonesia, maka saat ini Indonesia sedang mengupayakan pengembangan penerapan
pertanian organik dalam mewujudkan pertanian modern menuju pertanian mandiri
dan sejahtera. Sejak Revolusi Hijau tahun
enam puluhan perkembangan penggunaan
teknologi pertanian oleh
petani padi sangat pesat
dalam upaya meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi
seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) untuk memenuhi
kebutuhan beras yang
terus bertambah. Upaya pembangunan pertanian berhubungan erat dengan
sumberdaya manusia terutama petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan
pertanian. sumberdaya tersebut dihasilkan dari kegiatan penyuluhan pertanian.
sistem penyuluhan pertanian sendiri telah diatur dalam UU no. 16 tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K).
Sejalan
dengan perkembangan IPTEK, Departemen Pertanian melaksanaka program Sekolah
Lapang Pengelola Tanaman Terpadu (SL-PPT) dengan tujuan utama untuk mempercepat
peralihan teknologi dari peneliti dan narasumber kemudian berlangsung secara
alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani lainnya dan pada akhirnya akan
tercapai peningkatan kemandirian pangan nasional, pendapatan serta
kesejahteraan petani. Program SL-PTT telah dilaksanakan di Kecamatan Kerkap
Kabupaten Bengkulu Utara sejak 2008 yang dikoordinasi oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Bengkulu Utara dengan melibatkan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP)
kecamatan. Peran penyuluh sangat penting karena tidak hanya diamanatkan untuk
menyampaikan informasi seputar SL-PTT saja, namun juga membantu petani untuk
mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah serta mengambil keputusan yang
tepat. Kegiatan SL-PTT telah diadakan bertahun-tahun namun target produktivitas
belum tercapai, perlu adanya upaya peningkatan produksi dan produktivitas
penerapan teknologi secara terpadu. Hal ini mungkin berhubungan dengan
komunikasi yang berlangsung antara petani dan penyuluh. Komunikasi memegang kunci
penting dalam kegiatan penyuluhan pertanian darena dapat menentukan efektivitas
kegiatan penyuluhan pertanian dan merupakan alat dalam proses kegiatan
penyuluhan.
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode survey.
Populasi pada penelitian ini adalah anggota kelompok tani di Kecamatan Kerkap
Kabupaten Bengkulu Utara yang terdiri dari 33 kelompok tani yang megnikuti
program SL-PTT yang berjumlah 856 orang. Penentuan jumlah sampel dilakukan
dengan rumus Slovin dan didapatkan responden 90 orang. Metode yang digunakan
untuk pengambilan sampel adalah Proportionale
Random Sampling. Syarat minimum untuk
dianggap memenuhi syarat validitas
adalah jika r ≥
0,3. Berdasarkan nilai korelasi
item pertanyaan dengan item
total, didapatkan bahwa seluruh
pertanyaan memiliki nilai korelasi lebih
besar dari 0,3 artinya
semua pertanyaan dinyatakan valid
untuk dijadikan alat ukur.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan
metode Alpha Cronbach’s, dimana apabila nilai Alpha
Cronbach’s di atas
0,7 pada taraf signifikansi
0,05 maka instrumen dinyatakan reliable.
Karakteristik petani yang
diamati dalam penelitian ini adalah
umur, tingkat pendidikan, luas
lahan, konsumsi media, dan frekuensi
mengikuti penyuluhan. Berdasarkan
hasil yang diperoleh responden lebih dominan umur menengah (40-63 tahun) dan
disusul oleh dewasa muda (22-39) dan remaja (16-21). Semakin cukup umur petani maka semangat dan kemampuan bekerja
jauh lebih matang sehingga komunikasi berlangsung efektif. Berdasarkan tingkat
pendidikan, mayorita responden sebanyak 45,6% tamat SMA, disusul 17,8%
responden lulusan sarjana, 14,4% responden tamat SD dan masing-masing
11,1% responden tamat SMP dan tidak
tamat SD. Kebanyakan dari mereka yang
berpendidikan tinggi ini lebih cepat mengerti dan memahami pesan-pesan
yang disampaikan penyuluh dalam program SLPTT.
Berdasarkan
bahwa luas lahan
yang dimiliki petani
yang menjadi responden mayoritas
lebih dari setengah hektar. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyaknya
lahan yang diolah petani untuk kegiatan pertanian. Berdasarkan frekuensi
konsumsi media massa jumlah jam yang digunakan petani untuk mengkonsumsi media
massa setiap minggu termasuk kategori tinggi yakni > 6 jam (54,4%),
selanjutnya 2-5 jam (40,0%) dan paling
rendah < 2 jam (5,6%). Hal ini berarti bahwa petani di Kecamatan Kerkap
termasuk golongan yang rajin dan kreatif serta banyak memanfaatkan beragam sumber
informasi.
Berdasarkan
jenis media yang dimiliki petani jenis media yang paling banyak digunakan petani dalam mencari informasi seputar
pertanian adalah televisi, radio, dan brosur sebanyak 27 orang (30,0%). Alasan
petani memilih media tersebut karena mudah dijangkau dan tidak menyita
waktu.berdasarkan frekuensi mengikuti penyuluhan mayoritas responden 58,9%
sering mengikuti penyuluhan, sebanyak 25,6% responden cukup sering dan 15,6%
responden jarang mengikuti penyuluhan. Semakin
sering petani mengikuti penyuluhan, maka petani akan semakin mengerti
dan memahami informasi yang diberikan. Selain itu, melalui penyuluhan maka
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dapat bertambah.
Efektivitas
komunikasi penyuluhan di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara yang diukur
melalui lima tanda efektivitas komunikasi Tubbs dan Moss yaitu pengertian,
kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan.
Berdasarkan indikator tersebut dapat
disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani tergolong cukup efektif, dimana nilai
ratarata perolehan data efektivitas komunikasi sebesar 3,20 terletak pada skala
penilaian antara 2,51 – 3,25 dengan kategori cukup efektif. Efektivitas
komunikasi ditunjukkan oleh kondisi saling melengkapi antara komunikan secara
umum dengan penggunaan media komunikasi dalam mengantarkan suatu perubahan.
Semua karakteristik petani berhubungan signifikan dengan efektivitas komunikasi
antara penyuluh dengan petani. Karakteristik petani yang paling dominan berhubungan
dengan efektivitas komunikasi adalah tingkat pendidikan petani dan frekuensi
mengikuti penyuluhan.
IDENTITAS KOMENTATOR
ReplyDeleteNama : Yusroni
NIM : 17/409554/PN/14942
Golongan : B1
Kelompok : 3
Jurnal : Hubungan Karakteristik Petani dengan Efektifitas Komunikasi Penyuluhan Pertanian dalam Program SL-PPT di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara
Reviewer : Roosasella Amjad Ramdhani (15308)
Nilai Berita :
1. Timelines
Tulisan dalam jurnal ini bersifat baru (tidak basi) dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan, dimana penulis melakukan penelitian pada tahun 2015. Jadi, pada metodologi penelitian data yang digunakan pun masih bersifat baru dan begitupula dengan bagian hasil dan pembahasan menggunakan data bersifat baru serta diperkuat dengan berbagai macam sumber referensi.
2. Proximity
Nilai berita ini dapat dilihat penjelasan tentang umur yang berhubungan signifikan dengan efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani, Tingkat pendidikan berhubungan signifikan dengan efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani, dan konsumsi mediaberhubungan signifikan dengan efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani.
3. Importance
Nilai berita importance dari jurnal ini adalah pentingnya sektor pertanian, penyuluhan pertanian, dan efektivitas komunikasi penyuluhan dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat tani Indonesia. Maka, saat ini Indonesia sedang mengupayakan pengembangan penerapan pertanian organik dalam mewujudkan pertanian modern menuju pertanian mandiri dan sejahtera
4. Policy
Nilai berita policy dapat dilihat dari Sistem penyuluhan pertanian yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K). Bab I pasal 1 disebutkan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian selain ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, dan pendapatan juga menekankan pada peningkatan kesejahteraan,serta kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup.
5. Consequence
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Departemen Pertanian meluncurkan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang merupakan program nasional pemerintah Indonesia sejak tahun 2008. Program SL-PTT memiliki tujuan utama untuk mempercepat peralihan teknologi dari peneliti dan narasumber kemudian berlangsung secara alamiah dari alumni SL-PTT kepada petanilainnya dan sampai akhirnya tercapai peningkatan kemandirian pangan nasional khususnya padi, pendapatan dan kesejahteraan petani.
6. Development
Upaya pembangunan pertanian berhubungan erat dengan pengembangan sumber daya manusia terutama petani sebagai pelaku utama. Kegiatan SL-PTT sudah berlangsung dari tahun ke tahun di Kecamatan Kerkap. Namun, produktivitas padi masih dibawah target 100 kwintal per hektar, perlu upaya peningkatan produksi dan produktivitas penerapan teknologi secara terpadu.Hal ini mungkin ada hubungannya dengan komunikasi yang berlangsung antara penyuluh sebagai penyampai pesan dengan petani sebagai penerima pesannya.
Nilai Penyuluhan :
1. Sumber Teknologi atau Ide
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Departemen Pertanian meluncurkan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang merupakan program nasional pemerintah Indonesia.
2. Sasaran
Sasaran Langsung: Petani dan Penyuluh
Sasaran Tidak Langsung: Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara dengan melibatkan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan.
3. Ada Manfaat
Salah satu manfaatnya adalah seiring dengan kebiasaan mereka yang mengkonsumsi media, maka turut mempengaruhi hubungan sosial yang baik diantara petani dengan penyuluh karena petani sedikit banyaknya mendapat informasi dari penyuluh dan mereka dapat bertukar pikiran baik di dalam penyuluhan maupun diluar penyuluhan pertanian.
4. Nilai Pendidikan
Dapa mempelajari lebih lanjut terkait Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha Cronbach’s, dimana apabila nilai Alpha Cronbach’s di atas 0 pada taraf signifikansi 0,05. Maka instrumen dinyatakan reliable.