Ronaldo Ghandy FA (15284)
Nama : Ronaldo Ghandy Fajar A
NIM : 17/414703/PN/15284
Golongan : B1
URGENSI
KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK KECIL UNTUK MEMPERCEPAT PROSES ADOPSI TEKNOLOGI
PERTANIAN
Cut Rabiatul Adawiyah
Pembangunan
pertanian diarahkan pada pengembangan konsep pembangunan pertanian yang
berkelanjutan (sustainable agriculture), dimana salah satu syarat untuk
bisa maju dan berkembang sebuah usaha adalah inovasi yang terus menerus atau
berkelanjutan. Inovasi dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil
pertanian sehingga dalam jangka panjang tingkat kesejahteraan petani pun akan
meningkat. Namun, teknologi baru yang telah diperkenalkan di tingkat petani
masih belum sepenuhnya diadopsi oleh seluruh petani. Salah satu penyebabnya
adalah karena petani tidak dapat berperan sendiri dalam pengambilan keputusan
inovasi mengingat masih adanya kelemahan baik dari segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Petani membutuhkan pihak lain yakni penyuluh dan rekan
sesama petani.
Pembangunan
pertanian di Indonesia sampai saat ini masih menggunakan pendekatan kelompok
dalam penyelenggaraan proses komunikasi pembangunan. Meskipun banyak ditemukan
kelemahan dalam proses penumbuhan dan pengembangan kelompok tani, pendekatan
kelompok ini masih perlu dipertahankan dan ditingkatkan, karena melalui
pendekatan ini penyebaran inovasi teknologi pertanian diharapkan lebih cepat,
terarah dan terencana. Agar perkembangan pembangunan pertanian berjalan lebih
efektif maka dibentuklah kelompok tani yang diharapkan dapat berfungsi sebagai
wadah yang dapat memotivasi petani untuk lebih berperan aktif dalam berbagai
kegiatan guna mengembangkan dan meningkatkan kemampuan usaha taninya.
Keberadaan kelompok tani juga diharapkan menjadi wahana bagi para petani untuk
menggali dan penyebaran informasi pertanian.
Salah
satu cara penyaluran teknologi dan informasi ke tingkat petani adalah melalui
lembaga penunjang pedesaan. Lembaga penunjang didirikan baik secara formal
maupun informal untuk mendukung agar sistem agribisnis dapat berfungsi dengan
baik. Lembaga penunjang informal yang berada di pedesaan dan berfungsi untuk
membantu petani, mulai dari pengadaan input seperti permodalan dan penyedia
sarana produksi pertanian, membantu dalam usaha tani, dan pemasaran serta
distribusi, adalah kelompok tani. Lembaga penunjang seperti kelompok tani
dianggap sebagai organisasi yang efektif untuk memberdayakan petani,
meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Hal tersebut
didukung pendapat Kelompok tani mendapatkan bantuan fasilitasi pemerintah
melalui program dari berbagai kebijakan pembangunan pertanian, maka perlu
dikaji pula perannya dalam mempercepat penerapan teknologi. Demikian juga
diseminasi teknologi pertanian kepada petani akan lebih efisien jika dilakukan
pada kelompok tani, karena dapat menjangkau petani yang lebih banyak dalam
satuan waktu tertentu. Salah satu faktor yang menentukan kecepatan adopsi
adalah aktifitas penyebaran informasi yang dilakukan dalam penyuluhan baik yang
dilakukan penyuluh maupun kelompok tani.
Pada
beberapa desa di Indonesia, kegiatan penyuluhan pertanian kurang berpengaruh
terhadap perilaku petani untuk mengadopsi sebuah inovasi sehingga tak jarang
petani memutuskan untuk menolak inovasi teknologi tersebut. Meskipun inovasi
yang diperkenalkan merupakan hasil perbaikan atau modifikasi teknologi yang ada
di tingkat petani dan bahkan telah diujicobakan kepada petani lain akan tetapi
belum mampu untuk mengubah keyakinan petani dalam mengadopsi sebuah inovasi
teknologi. Petani sebagai individu anggota kelompok tani memiliki karakteristik
yang beragam, dan masing-masing mempunyai karakteristik usaha tani yang
berbeda-beda, sehingga mempunyai kecepatan yang tidak sama dalam mengadopsi
inovasi teknologi.
Adopsi
terhadap teknologi baru tidak terjadi serempak, karena seseorang bisa menerima
lebih cepat atau lebih lambat dari orang lain. Adopsi inovasi di bidang
pertanian adalah merupakan hasil dari kegiatan suatu komunikasi pertanian dan
karena komunikasi itu melibatkan interaksi social di antara masyarakat, maka
proses adopsi inovasi terkait dengan pengaruh interaksi antar individu, antar
kelompok, anggota masyarakat atau kelompok masyarakat, juga dipengaruhi oleh
interaksi antar kelompok dalam masyarakat. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tahap adopsi suatu inovasi, antara lain sebagai berikut: (1)
kepuasan pada pengalaman pertama; (2) kemampuan petani dalam mengelola usaha
taninya; (3) ketersediaan dana dan sarana agar yang diperlukan (tepat waktu,
mutu, jumlah, dan harga); (4) analisis keberhasilan/ kegagalan; dan (5) tujuan
dan minat keluarga.
Komunikasi
memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Menginformasikan (to
inform). Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan
kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah
laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to
educate). Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi
manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang
lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertaint). Adalah
komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan,
mempengaruhi juga berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (to influence). Adalah fungsi
mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling
mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap
dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Proses adopsi inovasi
teknologi pertanian yang efektif membutuhkan beragam bentuk dan saluran
komunikasi antar pelakunya. Komunikasi personal antar individu serta komunikasi
dalam kelompok kecil (kelompok tani) merupakan dua bentuk komunikasi yang
selama ini dijadikan sebagai andalan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Komunikasi personal biasanya terjadi secara horizontal antar petani, dan secara
vertikal antar petani dengan petugas penyuluh pertanian. Komunikasi personal
antar petani dapat berlangsung di luar dan juga di dalam kelompok tani. sosial.
Komunikasi kelompok dibedakan menjadi dua yakni pada kelompok kecil dan besar.
Komunikasi kelompok kecil (small group communication), ialah komunikasi
antara dua orang yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang
untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam
komunikasi kelompok kecil seseorang dapat melakukan komunikasi antar persona
dengan salah seorang peserta kelompok.
Perbedaan pokok dalma
komunikasi kelompok kecil adalah lebih egaliter, sedangkan dalam kelompok besar
kadang-kadang hanya didominasi oleh satu atau sedikit orang. Dalam kelompok kecil bisa diukur tingkat
kenyamanannya (comfort level), jumlah ide dan usulan yang dibicarakan
dan diterima, bagaimana pengaruh sosial (social influence) dalam
kelompok, juga resolusi konflik (conflict resolution). Satu kekhasan
komunikasi dalam kelompok kecil adalah pentingnya nonverbal communication misalnya
berupa body language. Komunikasi dalam kelompok dapat menunjang
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani dalam berusaha tani.
Komunikasi kelompok yang efektif akan memudahkan pertukaran informasi serta
penerimaan informasi dalam kelompok sehingga pengetahuan baru akan mudah
dipahami petani. Komunikasi dalam kelompok kecil merupakan mata rantai yang
penting dalam keseluruhan komunikasi teknologi dan informasi kepada petani.
Komunikasi pada segmen ini memiliki keunikan dan ekefektifan dimana misalnya
memungkinkan setiap anggota bertukar pikiran mengenai tanggapan masing-masing
terhadap inovasi secara langsung. Tidak sebagaimana komunikasi di luar kelompok
atau pada kelompok besar, komunikasi dalam kelompok kecil berlangsung secara
intensif dan lebih intim.
Nilai-nilai penyuluhan yang terdapat pada tulisan di atas antara lain
ReplyDelete1. Sumber teknologi dan ide : terdapat sumber teknologi dan ide baru yaitu beragam bentuk komunikasi yang efektif untuk masing-masing petani dalam mengadopsi inovasi teknologi dan informasi.
2. Adanya sasaran : terdapat sasaran yang dituju secara langsung yaitu kepada kelompok tani.
3. Adanya manfaat : terdapat manfaat yaitu adanya perbedaan dalam penerimaan inovasi teknologi sehingga beragam bentuk komunikasi memudahkan petani dalam mengadopsi inovasi teknologi.
4. Nilai pendidikan : terdapat nilai pendidikan untuk mengembangkan dan mempelajari berbagai bentuk komunikasi yang efektif bagi petani.
Nilai berita yang terkandung dalam tulisan di atas antara lain
1. Timelines : tulisan tersebut bersifat baru karena ditulis pada tahun 2017
2. Proximity : tulisan tersebut berbersifat dekat dengan petani dari segi fisik karena bertujuan untuk mempermudahkan berkomunikasi dengan petani.
3. Importance : tulisan tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan penyuluh untuk berkomunikasi kepada petani secara efektif.
4. Consequence : segala bentuk tindakan yang dilakukan mempermudah petani dalam mengadopsi teknologi.