Prasetyo Rahmayadi (15324)

Judul Jurnal
Pemanfaatan Cyber Extension melalui Telepon Genggam oleh Petani Anggrek di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan
Jurnal
Jurnal Penyuluhan
Volume
Vol. 11 No.2
Tahun
2015
Penulis
Aira Putri Eri Dasli, Pudji Muljono, dan Djoko Susanto
Reviewer
Prasetyo Rahmayadi
Tanggal
16 Oktober 2018

RESUME JURNAL 

Pemanfaatan Cyber Extension melalui Telepon Genggam oleh Petani Anggrek di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan

Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang menghadapi pasar bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA), dimana memungkinkan seluruh negara di wilayah ASEAN untuk melakukan transaksi perdagangan bebas. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar yang menjadi incaran pengusaha negara ASEAN lainnya. Hal itu pula menjadikan peluang bagi pengusaha dari Indonesia maupun petani untuk dapat mengembangkan usaha dan bersaing. Untuk dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik sebagai senjata dalam bersaing. Contohnya adalah dengan pemanfaatan teknologi dan sumber daya. Hal tersebut dapat menuntut para petani untuk dapat berfikir kreatif dalam menggunakan teknologi yang ada untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi yang dapat ditempuh adalah dengan cyber extension. Cyber extension adalah salah satu media penyuluhan berbasis teknologi modern yang dapat dimanfaatkan oleh petani, penyuluh, dan pelaku usaha untuk memperoleh informasi, mengembangkan usaha pertanian, dan mendorong para petani untuk lebih mandiri dalam mengembangkan usaha taninya. Cyber extension diharapkan dapat meningkatkan keberdayaan petani melalui penyiapan informasi pertanian yang tepat waktu dan relevan kepada petani dalam mendukung proses pengambilan keputusan berusaha tani agar dapat meningkatkan produktivitasnya, keuntungannya dan kesejahteraannya.
Salah satu contoh dari kejadian diatas adalah upaya yang dilakukan oleh para petani tanaman hias, dimana tanaman hias merupakan komoditi bernilai tinggi di Indonesia khususnya tanaman anggrek. Dalam persaingan pasar dunia yang bebas, dibutuhkan pemanfaatan teknologi informasi sebagai media agar dapat mengembangkan usaha dan bersaing. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi adalah dengan cyber extension, dimana para petani, penyuluh, dan stakeholders lainnya belajar untuk menggunakan teknologi sehingga dapat melihat bagaimana perkembangan tanaman anggrek yang sedang diminati, proses pembudidayaan, pemanenan, pasca panen hingga melakukan transaksi jual beli.
Salah satu daerah yang memiliki pasar tanaman anggrek yang dapat menarik wisatawan adalah DKI Jakarta. Di daerah Jakarta selatan contohnya, daerah tersebut memiliki Taman Anggrek Ragunan yang didirikan oleh Pemerintah DKI Jakarta yang berfungsi sebagai agrowisata dan sebagai pasar tanaman hias yang melayani pembelian baik eceran maupun grosir. Taman Anggrek Ragunan ini memiliki luas area ± 45 Ha dan dikelola oleh gabungan kelompok tani Prima Tani yang terbagi dalam 45 kavling, sehingga masing-masing kavling seluas 1 Ha yang berupa Screen House yang dikelola oleh 1 orang petani dan dibantu oleh 3 orang karyawan. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi cyber extension yang dilakukan adalah  untuk mengakeses informasi melalui telepon genggam membantu memasarkan tanaman anggrek. Karena hal itulah jurnal ini dibuat yang bertujuan untuk menganalisis  hubungan karakteristik responden dan lingkungan dengan perilaku petani dalam pemanfaatan cyber extension (HP dan internet) untuk mendukung kegiatan usaha tani serta mengetahui manfaat terhadap usaha tani tanaman anggrek menggunakan cyber extension. Jurrnal ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan metode survei. Pendeskripsian mengenai hubungan antara peubah bebas yaitu karakteristik responden dan lingkungan dalam memanfaatkan cyber extension, serta peubah tidak bebasnya yaitu perilaku dalam pemanfaatan cyber extension dan manfaat usaha tani tanaman anggrek dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan interview kepada seluruh petani anggrek di Taman Anggrek Ragunan sebanyak 35 orang.

Hasil dan Pembahasan
Taman Anggrek Ragunan berdiri pada tahun 1973 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 3 tahun 1973, yang berisi tentang pemberian izin kepada koperasi anggrek Jakarta untuk mengelola Taman Anggrek Ragunan. Kawasan Taman Anggrek Ragunan merupakan milik Pemda DKI Jakarta, yang bertujuan sebagai wadah bagi para petani untuk melakukan usaha-usaha agribisnis anggrek. Karakteristik para petani sebagai responden dalam memanfaatkan media cyber extension di Taman Anggrek ragunan untuk mengembangkan usaha tani terbagi menjadi tiga segmen, yaitu : muda (<18 tahun), dewasa ( 18 – 50 tahun), dan tua (>50 tahun). Hasil yang didapat dari penelitian adalah sebagian besar responden (29 orang) berada pada kategori usia dewasa, responden dengan usia dewasa tampak lebih aktif dalam memanfaatkan teknologi untuk pertanian (tanaman hias) seperti Hp untuk pengembangan usaha tanaman hias dan memperluas jaringan pemasaran. Responden yang berumur dewasa termasuk dalam golongan usia produktif pada kegiatan memiliki semangat dan kreatif untuk mencari berbagai alternatif usaha yang dapat menambah penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarganya. Selain itu didapatkan hasil juga dimana responden yang memanfaatkan teknologi informasi seperti Hp, cenderung memiliki pendidikan yang relatif tinggi karena memahami pentingnya penggunaan media teknologi tersebut. Pendidikan yang tinggi dan memadai akan membantu responden dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan usaha tani.
Dalam penggunaan teknologi informasi petani tanaman anggrek lebih memilih menggunakan HP atau telepon genggam dibanding alat teknologi informasi lainnya karena dinilai lebih mudah dan lebih sering diupdate. Telepon genggam dimanfaatkan secara optimal oleh petani anggrek di taman ini dengan alasan efisiensi waktu dan biaya. Dalam urusan pelatihan, pelatihan yang sering diikuti oleh petani tanaman anggrek adalah pelatihan tentang tanaman hias dibanding pelatihan tentang cyber extension. Teknologi informasi yang digunakan oleh petani anggrek berasal dari diri sendiri, keluarga, serta relasi dan teman. Hal ini terjadi karena dalam berkomunikasi dengan relasi petani anggrek lebih banyak menggunakan telepon genggam dibanding bertatap langsung. Lingkungan merupakan salah satu pendorong digunakannya cyber extension oleh petani, dan lingkungan itu terdiri dari ketersediaan media komunikasi konvensional dan ketersediaan sarana akses informasi. Komunikasi konvensional yang dilakukan dapat berupa kegiatan pertemuan dengan penyuluh, kelompok tani, dan keberadaan media cetak. Dalam hasil survey yang dilakukan didapatkan hasil bahwa komunikasi konvensional dinilai dalam kategori cukup karena pertemuan dengan penyuluh, kelompok tani, dan keberadaan media cetak masih sering dan rutin dilakukan. Sedangkan dalam hal ketersediaan sarana akses informasi didapatkan hasil survey dalam kategori kurang, karena petani anggrek di Taman Anggrek Ragunan hanya menggunakan telepon genggam dan kurangnya fasilitas internet seperti tempat warnet. 
Hubungan antara karakteristik responden dengan perilaku dalam pemanfaatan cyber extension terlihat dari hubungan antara umur dengan perilaku dalam memanfaatkan teknologi komputer, berdasarkan survey hubungan yang dilakukan didapatkan hasil yang memiliki nilai negatif yang artinya dengan semakin naiknya usia maka semakin menurun kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi yang ada. Nilai negatif ini juga berlaku untuk keberadaan pertemuan dengan penyuluh terhadap perilaku dalam pemanfaatan teknologi computer karena para petani menilai lebih mudah untuk berkomunikasi langsung dengan penyuluh dibanding mesnggunakan computer. Namun begitu ada hubungan ynag bernilai positif yaitu hubungan antara ketersediaan telepon genggam dengan akses cyber extension untuk memperoleh informasi. 
Hubungan antara karakteristik responden dengan manfaat terhadap usaha tani sebelum menggunakan cyber extension mendapatkan hasil survey yang bernilai korelasi negatif, positif, dan bahkan tidak berkorelasi. Salah satu contoh bentuk korelasi negatifnya adalah umur dengan peningkatan profit, karena dengan meningkatnya umur biasanya responden lebih melakukan usaha tani untuk hobi dibandingkan untuk mencari keuntungan. Sedangkan nilai korelasi positif berasal dari hubungan antara kepemilikan alat teknologi informasi terhadap peningkatan produk karena dapat meningkatkan penjualan hanya dengan melakukan kontak menggunakan telepon genggam. Kepemilikan teknologi informasi juga bernilai positif dengan pengetahuan telepon genggam, selain itu jenis pelatihan yang diikuti juga bernilai korelasi positif dengan peningkatan konsumen. Sedangkan kebutuhan dengan sikap pemanfaatan computer dinilai tidak memiliki nilai korelasi apapun. 
Hubungan antara lingkungan dengan manfaat terhadap usaha tani sebelum menggunakan cyber extension  melalui telepon genggam dapat dilihat melalui hubungan kelompok tani dengan kecenderungan sikap terhadap pemanfaatan telepon rumah yang mendapat hasil survey yang bernilai positif. Berkebalikan dengan itu hubungan antara ketersediaan media cetak dengan pemanfaatan telepon rumah yang korelasinya bernilai negatif, hal ini karena ketika petani telah berlangganan media cetak maka sangat memungkinkan untuk merasa sudah cukup memperoleh informasi tanpa harus menggunakan telepon rumah lagi. Hubungan yang memiliki korelasi negatif lainnya adalah ketersediaan telepon genggam terhadap kecenderungan sifat menggunakan telepon rumah, tetapi begitu ketersediaan telepon genggam memiliki nilai korelasi yang positif dengan peningkatan konsumen sama seperti hubungan peningkatan computer  dengan penigkatan produk. 
Hubungan antara karakteristik responden dengan manfaat terhadap usaha tani setelah menggunakan cyber extension melalui telepon genggam mendapatkan hasil survey hubungan yang  korelasinya bernilai negatif antara pengetahuan petani dalam penggunaan telepon genggam dengan peningkatan produk, semakin tua umur responden maka pengetahuan telepon genggam semakin menurun. Persepsi terhadap kebijakan berkolerasi negatif dengan pengetahuan computer berinternet. Meskipun responden menggunakan computer, namun responden tidak memahami kebijakan yang mengaturdari penggunaan computer. Persepsi para responden terhadap kebutuhan memiliki hubungan negatif dengan kecenderungan sikap memanfaatkan computer berinternet, kebutuhan yang dimaksud dalam hal ini adalah kebutuhan dalam meningkatkan produk serta profit keuntungan.  Untuk korelasi positif pada hubungan ini terjadi antara kemudahan penggunaan aplikasi dengan kecenderungan sifat memanfaatkan telepon genggam karena dengan kemudahan penggunaan aplikasi maka semakin meningkatkan ketertarikan resonden dalam menggunakan telepon genggam. Selain itu korelasi bernilai positif terjadi pada hubungan kecenderungan sikap memanfaatkan telepon genggam dengan profit keuntungan.
Hubungan antara lingkungan dengan manfaat terhadap usaha tani setelah menggunakan cyber extension melalui telepon genggam mendapatkan hasil survey yang positif. Dalam hubungan ini terdapat hubungan antara ketersediaan telepon genggam yang berkorelasi positif dengan profit keuntungan dan peningkatan konsumen karena keefektifan dalam menerima pesan dari luar Jakarta, hal ini sangat membantu ketika Taman Anggrek Ragunan sedang sepi pengunjung di hari – hari biasa. Ketersediaan computer berinternet juga berkorelasi negatif dengan peningkatan produk dan profit keuntungan, penggunaan computer ini adalah untuk menyimpan data penjualan dan permintaan. Selain itu ketersediaan warnet dengan peningkatan produk juga bernilai korelasi positif, dimana dengan adanya warnet dapat dimanfaatkan para petani anggrek untuk mencari informasi tentang pengembangan produk dan pameran tanaman hias yang sedang berlangsung. 
Pemanfaatan cyber extension khususnya menggunakan telepon genggam memiliki hubungan nyata dengan karakteristik petani anggrek dan lingkungannya. Telepon genggam selain memberikan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga kerja, juga memberikan manfaat bagi petani anggrek di Taman Anggrek Ragunan sebagai sarana komunikasi dengan konsumen dan akses informasi. Karakteristik responden dan lingkungan memiliki hubungan nyata dengan cyber extension baik sebelum maupun setelah memanfaatkan telepon genggam. Sebelum menggunakan telepon genggam petani anggrek kesulitan dalam menghadapi konsumen yang berasal dari luar daerah tetapi dengan adanya telepon genggam petani anggrek lebih berkomunikasi dengan konsumen yang jaraknya sangat jauh sekalipun.


Prasetyo Rahmayadi
(17/414743/PN/15324)

Comments

  1. Nama : Mayla Wulandari B
    NIM : 17/409649/PN/15037

    Analisis Nilai berita pada artikel Pemanfaatan Cyber Extension melalui Telepon Genggam oleh Petani Anggrek di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan

    Timelines : Pemanfaatan cyber extension melalui telepon genggam untuk membantu mendapatkan informasi khususnya memperluas proses pemasaran tanaman anggrek di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan.
    Proximity : membantu petani dalam memperluas pasar, membantu konsumen dalam memperoleh informasi tentang tanaman yang akan dibeli.
    Importance : penggunaan telepon genggam dirasa sangat membantu petani terutama dalam hubungannya dengan konsumen sehingga memberikan efisiensi waktu, biaya serta tenaga kerja.
    Consequece : dengan adanya pemanfaatan cyber extension melalui telepon genggam membuat petani dapat berkomunikasi dengan konsumen yang berasal dari luar daerah.
    Conflict : petani anggrek hanya menggunakan telepon genggam tetapi ketersediaan internet masih kurang seperti fasilitas tempat warnet sehingga petani masih mengakses informasi melalui media cetak
    Development : berkaitan dengan pembangunan pertanian yaitu pemanfaatan cyber extension melalui telepon genggam sehingga mempermudah petani anggrek dalam berkomunikasi dengan konsumen baik konsumen lokal maupun luar daerah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ronaldo Ghandy FA (15284)