Hubungan Karakteristik Petani dengan Efektivitas Komunikasi Penyuluhan Pertanian dalam Program SL-PTT (Kasus Kelompok Tani di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara) (Diresume oleh Elviana 14928)


Judul Jurnal  : Hubungan  Karakteristik Petani dengan Efektivitas Komunikasi Penyuluhan Pertanian dalam Program SL-PTT (Kasus Kelompok Tani di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara)
Jurnal            : Jurnal Professional FIS UNIVED
Volume         : Vol.2 No.2
Tahun           : Desember 2015
Penulis          : Sri Nari
Peresume      : Elviana (14928)
Tanggal         : 19 Oktober 2018

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara agraris dimana sektor pertanian merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan  kesejahteraan masyarakat. Pembangunan dalam bidang pertanian berkaitan erat dengan pengembangan sumber daya manusia terutama petani. Pengembangan tersebut merupakan salah satu tugas dari penyuluhan pertanian karena pada UU No.16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dam Kehutanan (SP3K) Bab 1 Pasal 1 telah disebutkan bahwa kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, peningkatan pendapatan, kesejahteraan, serta kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup.
Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan program nasional yang diluncurkan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008. SL-PTT mempunyai tugas untuk menyampaikan informasi serta membantu petani menganalis permasalahan yang dihadapi, membantu petani dalam mengambil keputusan, meningkatkan motivasi petani untuk menerapkan pendapat yang telah diambil, serta membantu petani untuk mengevaluasi serta meningkatkan keterampilan dalam mengeluarkan pendapat dan pengambilan kesimpulan. Dalam menjalan tugas tersebut komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting. Efektivitas komunikasi yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantara yaitu: pesan, komunikasi dan karakteristik petani. Karakteristik tersebut dapat berupa umur, tingkat pendidikan, luas lahan, konsumsi media, serta frekuensi mengikuti penyuluhan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini dilakukan unuk meneliti efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani dalam program SLPTT di Kecamatan Kerkap.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian  yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggambarkan gejela atau fenomena tertentu. Metode yang digunakan adalah survey terhadap anggota kelompok tani di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara. Teknik Proportionable Random Sampling juga digunakan untuk pengambilan sampel, adapun data yang didapatkan diuji reliabilitasnya menggunakan metode Alpha Cronbach's dengan taraf siginifikansi 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.        Umur
Umur dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu kelompok remaja (16-21 tahun), kelompok dewasa muda (22-39 tahun), kelompok menengah (40-63 tahun), dan kelompok tua (64-78). Pada penelitian ini diketahui bahwa semakin cukup umur petani maka semangat dan kemampuan bekerjanya semakin matang sehingga komunikasi yang berlangsung dalam penyuluhan terjadi secara efektif karena petani mempunyai motivasi yang cukup serius dalam mengikuti kegiatan SL-PTT.
2.        Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu tidak tamat SD dan tamat SD, tamat SMP, tamat SMA-sarjana. Semakin tinggi pendidikan semakin berpeluang pula petani tersebut untuk mengembangkan pertanian kearah agribisnis, adapun yang mempnyai tingkat pendidikan rendah maka akan semakin sulit dalam menerima perubahan akibat adanya ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian.
3.        Luas lahan
Luas kepemilikan lahan dibagi menjadi 3 kategori yaitu (<0,25 ha), (0,26-0,5 ha) dan (>0,5 ha). Luas lahan yang dimiliki berpengaruh terhadap ketertarikan petani dalam mengikuti program SL-PTT, semakin luas lahan yang dimiliki semakin tinggi ketertarikan yang ada, begitu  juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran mengenai biaya pengelolaan lahan yang luas serta kerumitan apabila lahan yang dikerjaan sempit.
4.        Konsumsi media
Konsumsi media diukur dengan jumlah jam yang digunakan untuk mengakses media. Media yang diakses antara lain televisi, radio, dan brosur. Semakin banyak jam yang digunakan untuk mengakses media tersebut maka semakin banyak pengetahuan serta wawasan yang diperoleh.
5.        Frekuensi mengikuti penyuluhan
Semakin sering responden mengikuti penyuluhan maka petani akan semakin mengerti dan memahami informasi yang diberikan oleh penyuluh.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakakukan didapatkan kesimpulan bahwa program SL-PTT di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara tergolong cukup efektif. Hal-hal yang mempengaruhi efektivitas antara penyuluh dengan petani anatara lain umur, tingkat pendidikan, luas lahan, konsumsi media, serta frekuensi mengikuti penyuluhan.


Sumber:
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/prof/article/view/173


ELVIANA
17/409540/PN/14928


Comments

  1. Wahyuningtyas Sylvia Anggraeni
    17/412898/PN/15220
    B1
    No. Absen: 13

    1. Sumber teknologi atau ide: Hubungan antara karakteristik petani dengan efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian dalam program SL-PTT.
    2. Sasaran: Penyuluh pertanian.
    3. Manfaat: Memberikan informasi mengenai hal hal yang mempengaruhi efektivitas komunikasi penyuluhan pertanian terutama dalam program SL-PTT.
    4. Nilai pendidikan: Hal-hal yang mempengaruhi efektivitas antara penyuluh dengan petani anatara lain umur, tingkat pendidikan, luas lahan, konsumsi media, serta frekuensi mengikuti penyuluhan.

    Nilai berita
    1. Proximity: Tulisan bersifat dekat dengan petani karena penelitian yang dilakukan pada jurnal turun langsung kepada kelompok tani di daerah tersebut.
    2. Importance: Tulisan mengandung informasi yang penting bagi petani dan penyuluh petani yaitu informasi mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi tingkat efektivitas antara penyuluh dan petani, yang nantinya informasi ini akan sangat berguna dalam pembangunan pertanian.
    3. Development: Keberhasilan dalam pencapaian efektivitas komunikasi antara penyuluh dan petani berdampak positif karena dapat membantu dalam pembangunan pertanian.
    4. Consequence: Keberhasilan dalam pencapaian efektivitas komunikasi antara penyuluh dan petani berdampak positif bagi petani karena petani akan memperoleh ilmu baru yang membantu petani menganalis permasalahan yang dihadapi, membantu petani dalam mengambil keputusan, meningkatkan motivasi petani untuk menerapkan pendapat yang telah diambil, serta membantu petani untuk mengevaluasi serta meningkatkan keterampilan dalam mengeluarkan pendapat dan pengambilan kesimpulan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ronaldo Ghandy FA (15284)