Harzu Sajiwo (14467)
Perkembangan Pola Komunikasi dalam
Penyuluhan Pertanian di Indonesia
Dwi Sadono Mayor Komunikasi
Pembangunan Gedung Departemen
KPM IPB Wing 1 Level 5.
Sektor pertanian masih
memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan
dan menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain dari sektor pertanian
adalah menyediakan bahan mentah bagi industri dan menghasilkan devisa negara
melalui ekspor non migas. Desakan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi
penduduknya yang terus berkembang telah menyadarkan berbagai negara berusaha
untuk meningkatkan produksi pangannya. Oleh karena itu, teknologi pertanian
yang lebih baik terus dikembangkan dan diintroduksikan kepada petani agar
petani mau menerapkan teknologi tersebut dan produksi pangan meningkat.
Kegiatan menyebarkan informasi/ teknologi pertanian tersebut, dikenal dengan
penyuluhan pertanian (agricultural extension). Penyuluhan pertanian
didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah (nonformal) untuk
para petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka tahu, mau, mampu, dan
berswadaya mengatasi masalahnya secara baik dan memuaskan dan meningkat
kesejahteraannya.
Dalam proses diseminasi
inovasi pertanian kepada petani, maka komunikasi memegang peranan penting.
Proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian tersebut sedikitnya melibatkan
lima unsur stakeholders, yaitu: (1) lembaga penelitian – di dalamnya ada para
peneliti, yang melakukan penelitian untuk menghasilkan teknologi yang
diharapkan berguna bagi masyarakat petani, (2) lembaga penyuluhan – yang di
dalamnya terdapat para penyuluh, yang berperan dalam menyebarluaskan teknologi
yang berguna bagi para petani, dan (3) masyarakat petani itu sendiri yang
menjadi subyek penyuluhan, (4) lembaga pengaturan, dan (5) lembaga pelayanan.
Model SMCR. Pada tahun
1960, David Berlo mengemukakan suatu model komunikasi interpersonal yang
dikenal dengan model SMCR (Source, Message, Channel, Receiver). Pada model
SMCR, Sumber (Source) diasumsikan sebagai orang yang mempunyai informasi yang
senantiasa mengirimkan informasi yang disebutnya sebagai Pesan (Message) kepada
Penerima (Receiver) melalui Saluran komunikasi (Channel), sehingga menimbulkan
perubahan perilaku pada Penerima sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sumber.
Model SMCR Searah dikembangkan berdasarkan pengalaman Amerika Serikat dalam
penelitian pertanian, pengembangan dan penyuluhan pertanian dalam memberikan
suatu pelayanan bagi transfer teknologi
Model Hierarkhis Dua
Arah. Model ini dikembangkan dengan mengadopsi model yang membuat secara
eksplisit kebutuhan akan komunikasi langsung (yang bersifat dua arah) diantara
ketiga pihak utama terhadap proses transfer teknologi. Model ini dikembangkan
dari model komunikasi konvergen yang diperkenalkan oleh Rogers dan Kincaid dan
Rogers (2003) yang dikenal dengan Model Hierarkhis Dua Arah atau Pendekatan
Umpan Balik yang Disempurnakan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
(Modified Feedback Approach).
Model Komunikasi Forum
Media. Forum media adalah kelompok kecil-kelompok kecil terorganisir yang
bertemu secara teratur dalam waktuwaktu tertentu untuk menerima program siaran
dari media massa dan mendiskusikan isinya. Pengaruh saluran media massa,
khususnya di kalangan petani di negaranegara sedang berkembang akan lebih besar
jika media massa tersebut digabungkan dengan saluran komunikasi interpersonal.
Model Komunikasi
Jejaring (The Network Model). Model ini juga dikembangkan berdasarkan kelemahan
dalam penyuluhan pertanian yang menekankan pendekatan proses adopsi inovasi
pertanian atau model Olie-Vlek System, dimana ditemukan bahwa hanya sebagian
kecil lapisan atas masyarakat saja yang akses pada penyuluhan pertanian
tersebut. Oleh karenanya pada model ini, terdapat beberapa kegiatan yang
difokuskan pada keluarga petani berlahan sempit yang selama ini selalu
memperoleh sebagian kecil manfaat secara tidak proporsional dari penyuluhan dan
penelitian yang terorganisir.
Model Siklus Pengalaman
Belajar (Experiental Learning Cycle). Model komunikasi yang menggambarkan model
ini adalah model komunikasi yang disebut dengan Eksperiental Learning Cycle
(ELC) menunjukkan proses komunikasi aktif di antara para petani untuk memahami
lingkungannya, atau dalam proses ”menemukan” (discovery) inovasi/ teknologi
yang mereka kembangkan. Model ini mengacu pada model komunikasi Farmers back to
Farmers yang diadaptasi oleh Mc Clure dari Roadhes (1984) yang menggambarkan
suatu model yang lebih kompleks yang menekankan pada arus atau aliran informasi
dari petani ke petani.
Kesimpulan dari jurnal
ini adalah Pola komunikasi yang dikembangkan dalam penyuluhan pertanian di
Indonesia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Sejalan dengan
perkembangan pemahaman pemerintah atau peneliti, kemajuan yang dialami oleh
petani, tuntutan demokratisasi di berbagai bidang, maka pola komunikasi yang
dikembangkan dalam penyuluhan pertanian juga mengalami perubahan ke arah pola
komunikasi yang partisipatif dan dialogis sehingga diharapkan akan lebih mampu
memenuhi kebutuhan petani.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Elviana
ReplyDeleteNIM : 17/409540/PN/14928
NILAI BERITA
Timelines:
Termasuk kategori berita lama karena jurnal tersebut terbit pada tahun 2009. Didalam resum tersebut juga mencantukan beberapa metode yang dikemukakan pada tahun 1960, 2003 serta 1984.
Qonsequence:
Sejalan dengan perkembangan pemahaman pemerintah atau peneliti, kemajuan yang dialami oleh petani, tuntutan demokratisasi di berbagai bidang, maka pola komunikasi yang dikembangkan dalam penyuluhan pertanian juga mengalami perubahan ke arah pola komunikasi yang partisipatif dan dialogis sehingga diharapkan akan lebih mampu memenuhi kebutuhan petani.
Importance:
Berisi metode-metode yang dapat digunakan untuk penyuluhan yang disesuaikan dengan kondisi petani.
Proximity:
Berisi metode-metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan kepada petani yang sesuai dengan keadaan petani saat ini yang disesuaikan dengan kemanjuan serta tuntutan demokratisi
NILAI PENYULUHAN
Adanya sumber teknologi atau ide:
Adanya metode-metode yang semakin berkembang karna tuntutan kemajuan.
Adanya sasaran:
Sasaran langsung: petani
Sasaran tidak langsung: penyuluh
Adanya manfaat:
Penyuluh dapat mengetahui dan memilih metode penyuluhan yang sesuai dengan kondisi petani.