Clarissa Azizah (15333)


Judul Jurnal  :   Strategi Komunikasi dalam Diseminasi Inovasi Teknologi  Budidaya Padi Berbasis Pemetaan Pengguna di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan

Volume         : 14 (2)

Tahun            : 2018

Penulis          : Nurhayati, Aida Vitayala S. Hubeis, Amiruddin Saleh dan Basita Ginting

Reviewer      : Clarissa Azizah

Tanggal         : 18 Oktober 2018

Fakta lapangan diketahui bahwa adopsi teknologi budidaya padi di tingkat petani masih rendah, diduga sangat mempengaruhi dan menentukan proses komunikasi itu sendiri. Oleh sebab itu di butuhkan strategi komunikasi dalam melakukan diseminasi agar teknologi yang di diseminasikan dapat dilakukan dengan baik dan benar akhirnya terjadi adopsi secara berkelanjutan oleh petani. Strategi komunikasi selalu dihubungkan dengan  Siapa yang bicara apa, dengan maksud apa, ditujukan untuk siapa. Bagaimana menyampaikan pesan kepada seseorang, serta bagaimana pula mengukur dampak pesan yang disampaikan tersebut.

Diseminasi yang dilakukan selama ini menggunakan pola top down yaitu memperlakukan sama untuk semua daerah/ provinsi, kabupaten dan kota. Aturan, pedoman umum maupun petunjuk teknis yang diperlakukan sama untuk semua Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, meskipun diketahui beragamnya masalah sosial budaya masyarakat petani antar kabupaten di Sulawesi Selatan. Keberagaman tersebut diduga berpengaruh pada proses diseminasi teknologi budidaya padi yang berimplikasi pada cepat lambatnya, tinggi rendahnya adopsi inovasi teknologi budidaya padi di Kabupaten Sidrap.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis strategi komunikasi dalam diseminasi inovasi teknologi budidaya padi selama ini di Sulawesi Selatan, dan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor dominan (basis pemetaan pengguna: karakteristik petani, inovasi dan lingkungan) dengan strategi komunikasi diseminasi  teknologi budidaya padi. Penelitian diarahkan untuk membuat suatu strategi komunikasi yang tepat dalam melakukan  diseminasi teknologi budidaya padi yang berbasis pada pemetaan pengguna, menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini didesain dengan pendekatan survei yang dilakukan di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap. Tahap pertama dilakukan survei pendahuluan kemudian dilakukan uji coba kuesioner dan yang terakhir penelitian tahap kedua, khususnya survei pengumpulan data kuantitatif dan pengamatan intensif di lapangan.

Populasi penelitian ini berjumlah 6.558 petani, yang tersebar di sembilan desa dengan karakteristik yang beragam. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, peneliti melakukan penarikan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling pada srata desa dan tahap selanjutnya menggunakan teknik acak sederhana (simple random sampling). Didapatkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 97 ≈ 100 responden, sehingga pada penelitian ini diambil sebanyak 100 petani. Semua instrumen yang digunakan untuk mengukur indikator atau variabel penelitian telah dilakukan uji reliabilitas dan instrumen ini  sangat layak untuk digunakan.

Analisis data menggunakan analisis kuantitatif, yang meliputi: analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.  Statistik deskriptif (frekuensi dan rataan) yang disajikan dalam bentuk  tabel. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis metode komunikasi dan peubah-peubah yang berhubungan dengan metode komunikasi. Untuk melakukan analisis rataan skor, data primer yang bersifat ordinal dilakukan transformasi data menjadi data interval dengan Method of Successive Interval (MSI). Untuk analisis statistik inferensial menggunakan analisis korelasional, dengan uji korelasi rank Spearman.

Kondisi Eksisting

            Kondisi wilayah Kabupaten Sidrap beragam diantaranya dataran rendah, Sebagian besar wilayah Kabupaten Sidrap berupa dataran rendah. Masyarakat petani di Kecamatan Baranti umumnya berusaha tani padi. Kondisi topografi Kabupaten Sidrap umumnya datar, berbukit, bergunung dimana kecamatan yang 100% datar adalah Kecamatan Baranti. Jumlah petani dalam setiap kelompok minimal 30 petani. Kecamatan Baranti memiliki 15 orang penyuluh yang terdiri dari 10 orang penyluh PNS dan 5 orang penyuluh THL, sebagian besar penyuluh memiliki latar belakang pendidikan pertanian.

            Keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Sidrap cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan diadakannya pertemuan yang rutin dilakukan di tingkat Kabupaten, penyuluh dari kecamatan berkumpul untuk melakukan diskusi dan koordinasi berkaitan dengan kondisi terkini yang dialami petani baik kemajuan maupun kendala-kendala yang dihadapi petani.

Media Komunikasi dalam Pendiseminasian

            Secara umum petani di Kabupaten Sidrap khususnya Kecamatan Baranti menyenangi media yang sifatnya menggunakan komunikasi langsung, komunikasi interpersonal dimana penyuluh berperan banyak. Kebiasaan petani Kecamatan Baranti bahwa hari Jumat mereka tidak beraktivitas di lahan sawah. Mereka mengupayakan agar melakukan shalat Jumat bersama, setelah shalat Jumat, mereka berdiskusi tentang usaha tani. Seringkali penyuluh atau tamu dari luar kabupaten dan luar provinsi memanfaatkan situasi tersebut untuk berdiskusi dengan para petani di Kecamatan Baranti.

            Media komunikasi yang menempati kelompok kedua adalah poster, siaran radio dan pamflet yaitu memiliki nilai skor sedang. Berdasarkan wawancara dengan petani dan pengamatan langsung oleh peneliti di lapangan, alasannya bahwa penggunaan poster berada di kategori sedang adalah karena poster itu memberikan gambaran baru, menambah pengetahuan dan wawasan. Poster umumnya didapatkan pada kantor-kantor pertanian, acara seminar, workshop. Siaran radio menurut petani adalah hiburan, tidak dapat mereka jadikan sebagai sumber informasi budidaya padi, karena siaran yang berkaitan pertanian tidak konsisten, tidak rutin, tidak terjadwal dengan baik, sedangkan pamflet penyajiannyapun terbatas, menurut petani bahasanya sulit dipahami.

            Media komunikasi yang masuk sebagai kelompok tiga adalah: surat kabar, siaran televisi dan majalah. Tiga media ini terkategori rendah. Fakta lapangan menunjukkan bahwa media ini sudah sangat dikenal oleh kalangan masyarakat umum sebagai hiburan bukan sebagai sumber informasi inovasi teknologi budi daya padi, ketiga media tersebut tidak rutin menyajikan informasi teknologi pertanian, khususnya teknologi inovasi budidaya padi.

Hubungan Faktor-Faktor Dominan (Basis Pemetaan Pengguna: Karakteristik Petani, Inovasi, dan Lingkungan) dengan Strategi Komunikasi Diseminasi Teknologi Budidaya Padi :

1.      Hubungan Pendidikan dengan Strategi Komunikasi Diseminasi

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang petani maka akan semakin mampu mencari, memanfaatkan bahkan menciptakan pola komunikasi yang baik dan benar khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan inovasi teknologi budidaya padi. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini rata-rata tamat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Fakta ini berimplikasi baik pada pengkaderan petani (regenerasi) masyarakat petani.

Masyarakat yang sudah tua menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada anak-anaknya. Namun tidak berarti petani yang berumur tua tidak lagi memikirkan usaha tani padi. Petani tua tetap aktif dan memposisikan dirinya sebagai konsultan lokal, aktif mengikuti pertemuan kelompok atau melakukan kunjungan apabila dilakukan kegiatan yang berkaitan usaha tani. Situasi ini berimplikasi baik pada perkembangan regenerasi petani di Baranti Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap. Petani yang relatif berumur muda yang ada di Kecamatan Baranti sangat bangga sebagai seorang petani.



2.      Hubungan Kekosmopolitan dengan Media Komunikasi dan Pola Komunikasi

Responden atau petani yang ada di daerah Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap umumnya memiliki sifat kekosmopolitan yang tinggi, memanfaatkan semua media komunikasi yang ada dalam masyarakat. Makin tinggi kekosmopolitan petani maka semakin bisa memanfaatkan berbagai ragam media dan informasi dari media yang ada.



3.      Hubungan Keuntungan Relatif dengan Metode Komunikasi Pendiseminasian

Semakin tinggi pertimbangan petani terhadap keuntungan relatif suatu inovasi teknologi budidaya padi maka petani  semakin membutuhkan banyak ragam media komunikasi. Karena setiap media komunikasi memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.



4.      Hubungan Dapat Coba dengan Media Komunikasi dan Pola Komunikasi

Apabila inovasi teknologi dapat dicoba, dan dapat dilihat langsung oleh petani, maka petani akan memudahkan petani untuk mengadopsi inovasi tersebut. Dengan dapat dicobanya sebuah inovasi, maka penggunaan media dan komunikasi juga semakin tinggi.



5.      Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik dengan Metode Komunikasi Pendiseminasian di Kabupaten Sidrap

Petani dapat melakukan usaha tani padi dengan adanya dukungan sarana dan prasarana yang tersedia di dalam lingkungan tersebut. Karakteristik lingkungan fisik yang mendukung suatu usaha tani padi meliputi potensi lahan, ketersediaan sarana-prasarana dan akses informasi serta keterjangkauan sarana-prasarana dan akses informasi.



6.      Hubungan Keterjangkauan Saprodi dan Informasi dengan Media dan Pola Komunikasi

Semakin terjangkau saprodi dan informasi maka semakin rendah upaya petani melakukan komunikasi transaksi  (pola komunikasi yang rendah). Pola komunikasi yang digunakan petani hanya sebatas komunikasi searah. Hubungan petani dengan penyedia saprodi dan informasi hanya sebatas hubungan jual beli, tidak berupaya menjalin hubungan agar dapat berlasung lama dan berlanjut.



7.      Hubungan Dukungan Sosial dengan Metode Komunikasi Pendiseminasian

Semakin baik dukungan sosial yang didapatkan, maka semakin beragam media komunikasi pendiseminasian yang dimanfaatkan petani. Semakin tinggi dukungan keluarga semakin banyak memanfaatkan ragam media dalam aktivitas seharihari, khususnya dalam berinterksi dengan para petani dan dengan stakeholders lainnya, sedangkan untuk pola komunikasi, hubungan yang terjadi adalah hubungan negatif. Semakin tinggi dukungan sosial, maka pola komunikasi yang digunakan petani adalah pola komunikasi satu arah.



8.      Hubungan Mitra Usaha dengan Metode Komunikasi Pendiseminasian

Seorang petani sangat terbantu dengan adanya beragam media komunikasi yang dapat digunakan dalam melakukan mitra usaha dengan pihak lain. Hal ini berarti bahwa semakin besar tinggi tingkat mitra usaha petani maka semakin besar pula pemanfaatan media komunikasi.



Kesimpulan

Strategi komunikasi yang tepat dalam pendiseminasaian inovasi teknologi budidaya padi di Kabupaten Sidrap adalah pendekatan komunikasi interpersolan (dialog/ tukar pendapat, diskusi/musyawarah, ceramah/ pengarahan, kunjungan usaha tani, kunjungan petani kepada petugas). Media massa yang efektif dalam proses pendiseminasian adalah menggunakan poster, pamplet dan siaran radio.

Faktor-faktor dominan yang berkorelasi dengan strategi pendiseminasian inovasi teknologi budidaya padi terdiri dari: (1) Faktor karakteristik petani yaitu pendidikan, status petani, motivasi, etos kerja dan kekosmopolitan; (2) Faktor karakteristik inovasi yaitu keuntungan relatif, kesesuaian dan dapat dicoba; (3) Faktor lingkungan fisik yang terdiri dari keterjangkauan saprodi dan informasi; dan (4) Faktor lingkungan sosial yaitu dukungan keluarga dan mitra usaha.

           



           









Oleh : Clarissa Azizah
NIM : 17/414752/PN/15333

Comments

  1. Komentator :
    Ronaldo Ghandy F A (15284)
    Golongan B1/ Kelompok 8

    Nilai-nilai penyuluhan yang terdapat pada tulisan di atas antara lain
    1. Sumber teknologi dan ide : Terdapat ide dan teknologi baru yaitu dengan pendekatan komunikasi interpersonal membuat proses pendiseminasian lebih efektif , dan media massa yang paling efektif dalam proses pendiseminasian adalah menggunakan poster, pamflet dan siaran radio.
    2. Adanya sasaran : sasaran secara langsung yaitu kepada kelompok tani di Kabupaten Sidrap.
    3. Adanya manfaat : manfaatnya dapat mengetahui kondisi terkini yang dialami petani baik kemajuan maupun kendala-kendala yang dihadapi petani.
    4. Nilai pendidikan : nilai pendidikannya untuk mengetahui strategi komunikasi yang cocok dan efektif bagi para petani.

    Nilai berita yang terkandung pada tulisan di atas antara lain
    1. Timelines : tulisan bersifat baru karena ditulis pada tahun 2018.
    2. Proximity : tulisan tersebut bersifat dekat dengan petani dalam segi fisik, karena tujuannya untuk mempermudah komunikasi dengan para petani.
    3. Importance : pada tulisan tersebut mengandung strategi komunikasi yang dibutuhkan penyuluh untuk mempermudah berkomunikasi kepada petani secara efektif.
    4. Consequence : apapun yang dilakukan para penyuluh menyebabkan dampak secara langsung dan tidak langsung bagi para petani, setiap faktor yang di sebutkan pada tulisan di atas memiliki dampak yang berbeda-beda.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ronaldo Ghandy FA (15284)